Monday, December 26, 2016

#ZonaNyaman

  1. Coba-coba sharing lagi...Mudah-mudahan masih bisa menulis dengan keterbatasan 125 karakter :). Malam ini ingin cerita ttg #zonanyaman
  2. Kurang lebih 20 tahun yang lalu, saya pertama kali berjumpa dgn legenda manajemen, yg juga ex-Chairman & CEO GE, Jack Welch. #zonanyaman
  3. Dalam ke-norak-an saya sebagai anak muda (iya, masih muda gue waktu itu! :)) dan juga GE newbie, saya menghampirinya..#zonanyaman
  4. Setelah memperkenalkan diri, saya kemudian meminta advice darinya apa yg perlu saya perhatikan sekali dlm meniti karir...#zonanyaman
  5. "You know what, Handry, remember this...the most dangerous zone in your career is the comfort zone..". udah, gitu doang... #zonanyaman
  6. Ini lagu lama, pikir saya...semua org juga tahu bahwa #zonanyaman bikin org lupa belajar lagi...tapi kapan tahunya kita ada di zona itu?
  7. Belakangan ini saya teringat lagi nasehat Jack itu...saya kok merasa cukup lama saya tdk "gelisah" dgn apa yg saya kerjakan.. #zonanyaman
  8. Nampaknya, kata kuncinya adalah adanya rasa "gelisah", keinginan mempertanyakan...when those are gone, may be we are in the #zonanyaman
  9. #zonanyaman tak lagi memberikan energi yang menggelegak untuk mencapai sesuatu yang mustahil, keinginan to think the unthinkable...
  10. #zonanyaman juga memberikan rasa mudah untuk menang, dan tak susah hati ketika kalah...kita seakan jadi "too wise", padahal jadi myopia
  11. Saya menuliskan ini karena mengalaminya....#zonanyaman sering "mengaburkan rasa"...misalnya kita merasa "sopan" padahal "malas berbeda"
  12. Padahal saat tdk di #zonanyaman, keinginan utk "berbeda" dan "siap berdebat utk perbedaan" itu adalah energi yang membuat hari jadi asik
  13. Saya pikir #zonanyaman itu seperti juga ujian iman, datang dengan gelombang yg semakin lama semakin tinggi, tapi tak terasa datangnya
  14. Krn terlena, tahu-tahu satu hari kita merasa sll benar, tak lagi bisa mendengar masukan orang lain dan tak mau lagi berubah #zonanyaman
  15. Parahnya, #zonanyaman jg mengikis kemampuan berpikir kritis...kita jadi mudah ikut2-an. Keinginan utk recheck, re-questening, menipis..
  16. #zonanyaman tidak hanya terjadi kalau sudah dan sedang senang...sedang susahpun bisa terjadi...
  17. Begitu akal tertaklukkan kegiatan repetitif sehingga tak lagi ada waktu untuk berkaca & berefleksi, maka saya merasa ada di #zonanyaman
  18. Then, so what? apa yg bisa dilakukan agar tak terperangkap di #zonanyaman? well, mungkin tak ada resep mujarab yg dpt dipakai semua org
  19. Dan krn tiap org akan mendapatkan #zonanyaman nya sendiri2x, dlm waktu yg berbeda2x, maka tiap org perlu mencari jawabannya sendiri2x
  20. Saya cerita apa yg telah, sedang, dan akan saya lakukan utk tak terperangkap (lama) di #zonanyaman ...siapa tahu ada yg cocok buat anda
  21. First, tambah dan perbaharui teman2x...bergaul dan spend ALL of your time dengan ELEL (elo lagi elo lagi, hihi) bikin #zonanyaman terus
  22. Kadang males punya temen/network baru, krn takut gak asik, dsb...tapi ya itu...ketidakinginan berpetualang/take risk memicu #zonanyaman
  23. Push yourself to do something good that you like doing it before, tapi udh ga kepegang lagi sekarang, such as nulis, baca... #zonanyaman
  24. PS: now you know why I am pushing myself like a hell to write this #zonanyaman :)
  25. Reflect...tanya dan jawab lagi sendiri..."apa masih sama rasanya saat ngelakuin yg sdg kita lakuin ini dibanding dulu?" #zonanyaman
  26. Emmm...remember guys, ini bahasan #zonanyaman ttg karir dan kerja, okay? Banyak zona yang lain yg nggak sama bahasannya dgn ini...hehe
  27. Saya sering pakai pertanyaan ini untuk evaluasi #zonanyaman : "apakah saya skrg jd lebih produktif, lebih knowledgable, lebih energized?
  28. Set new challenge and target...kalau berani sih, dan memang pengen enjoy your life, visit lagi area "the edge of chaos". #zonanyaman
  29. Pada akhirnya, cerita ttg #zonanyaman dlm bekerja dan berkarir adalah spt yg Steve Jobs katakan "do what you love and love what you do"
  30. Pertanyaan ttg #zonanyaman adlh percakapan pribadi ttg bagaimana mengisi hari2x yg dilalui dan bagaimana bisa berarti buat org lain
  31. #zonanyaman is also about facing reality vs what we really want to do...kadang realitaslah yg membuat kita harus berada di zona tsb
  32. Tapi Chairil Anwar ada benarnya, "sekali berarti, sesudah itu mati " Ada saatnya hrs berani ke luar dari #zonanyaman tsb agar "berarti"
  33. Kita sering ada di "persimpangan jalan", saat menghadapi #zonanyaman. Ambillah jalan yg mana saja...Bismillah. Yg penting jalan,
  34. Jangan cuma diam lalu ngedumel, dan kemudian menyesali nasib...ke luar atau tetap di #zonanyaman selalu memiliki peluang utk salah/benar
  35. Saya sedang mengevaluasi diri saya..makanya menuliskan #zonanyaman ini...Saya ingin berbagi proses ini..agar temen2x bisa sama2x belajar
  36. Soalnya ketidakmauan ke luar dr #zonanyaman ini sering jadi "excuse" untuk tidak lagi mau belajar, mendengar, dan berguna bagi org lain
  37. Segitu aja teman2x...lama yak bikin sharingnya kali ini...hehe..see? sdh tak produktif...I hv to get out fr my own #zonanyaman! cheers!


Click Here! Another Tweets: In Memoriam: Papa Saya

Click Here! Another Tweets: Tahan Banting



Monday, July 18, 2016

In Memoriam: Papa Saya


(Tulisan ini diedit dari kultwit saya tanggal 18 Januari 2014 yang dibukukan dalam buku berjudul #Sharing

Papa saya orang yang keras. Keras hati, keras kepala, keras karakternya, dan yang sangat jelas terlihat, keras bicaranya. Sejak usia muda sudah merantau untuk mengejar mimpinya. Modalnya cuma satu, keberanian menghadapi hidup. Bagi beliau, orang harus punya mimpi, dan mimpi tersebut harus diwujudkan dengan kerja keras. Tanpa keringat dan pengorbanan, tak ada mimpi yang bisa terwujud. Begitulah, dicucinya kakus rumah orang bule, agar dia bisa belajar bahasa Inggris, dirambahnya belantara Kalimantan, Papua, Sumatra, dan dihadapinya gerombolan preman Tanjung Priok, agar bisa mendapatkan nafkah bagi keluarganya.

Dari Papa, saya belajar bahwa "laki-laki itu dinilai dari tanggung jawabnya". Dari beliau juga saya belajar, bahwa "belajar tak harus selalu dari bangku sekolah". Papa saya secara langsung mencontohkan, beliau tak mengenal bangku kuliah, bahkan bangku SMA, tapi banyak hal bisa dipelajarinya, karena ada kemauan belajar dan ingin mewujudkan mimpi. Beliau juga mengajarkan belajar itu berarti juga berbagi pengetahuan yang didapat pada orang lain.

Sebagaimana keluarga Minang perantauan, Papa sebagai salah satu senior perantau ke Jakarta selalu "menampung" orang kampung kami yang datang ke Jakarta. Tak peduli rumah kami kecil. Semua orang boleh datang dan tinggal di rumah. Tinggal, bukan hanya menetap satu dua hari atau satu dua minggu, tapi berbulan-bulan, bahkan menahun. Hal tersebut, bahkan sampai saya beranjak dewasa, sulit saya mengerti. Kenapa harus membiayai orang lain hidup di rumah yang harusnya hanya buat keluarga inti. Tapi kata Papa, "hidup itu bukan cuma buat diri sendiri...ada tanggung jawab kita pada orang lain, Nak.." Tak tahu sudah berapa banyak orang yang jadi "alumni rumah Papa”. Datang, menetap, makan, belajar hidup, dapat kerja atau dapat suami bagi yang perempuan, dan baru sesudah itu ke luar rumah. Herannya, semua “alumni” tersebut merasa bangga pernah berada di “sekolah rumah Papa”. Padahal, pengajaran Papa tak pernah lembut. Keras, dan langsung...kadang terlalu keras. Tapi ya itulah, tetap saja orang datang dan menetap.

Belakangan baru saya mengerti, di balik semua kekerasan Papa saya, ada niat luhur yang tak semua orang punya, yaitu ingin melihat orang lain berhasil, ingin agar orang lain tak perlu sesusah beliau untuk bisa belajar. Geblek! Ternyata konsep yang saya pakai begitu sudah jadi CEO GE Indonesia bahwa "the job of a leader is to create another leader" berakar dari cara hidup Papa saya, yang saya lihat, saya alami, dan saya protes sepanjang masa remaja saya! Juga jauh sebelum saya jadi CEO, Papa saya sudah mencontohkan, "tak masalah kita berkorban untuk orang lain agar mereka jadi lebih maju, karena kalau orang di sekitar kita menjadi lebih baik, kita akan juga jadi lebih baik” Ini kan Pygmalion Effect! Holy cow! Saya membutuhkan 6 tahun untuk mempelajari konsep good followers will make a better leader dan mewujudkannya menjadi disertasi Doktoral. Papa saya melakoninya, menjalankannya lebih dari tiga per empat umurnya. Hal yang saya sebalkan sejak remaja itu, ternyata adalah akar suatu konsep manajemen tingkat tinggi! Papa saya sesungguhnya sudah menjadi “doktor” dan “CEO” kehidupan, jauh sebelum saya memulai karir saya.

Papa saya senang berteman. Temannya banyak dan tak pernah di beri batasan. Dari preman sampai pendeta. Dari orang kampung sampai orang “gedongan”. "Jangan berteman berdasarkan latar belakang seseorang, Han" Kata Papa suatu hari saat saya beranjak remaja. "Tapi agar bisa saling berbagi". Seperti juga saya, Papa anak tunggal. Tapi saudara karena pertemanannya bejibun. Benar-benar jadi saudara dalam konteks “ready to take a bullet for each other”. Bagaimana orang sekeras dan sekasar Papa bisa berteman banyak? Saat saya tanyakan pada teman-temannya, Jawaban mereka seragam. "Ayahmu tak pernah telat untuk menolong."

Ya, rasanya saya ingat Papa selalu bilang, "Jangan pernah ragu untuk menolong orang. Selama bisa, tolong saja. Tak akan ada ruginya.” Sering saya tertegun kalau melihat orang yang berhitung ini itu, mengecek latar belakang ini itu dulu untuk menolong orang.

Sejak belia saya diajari berenang dan bersilat/bela diri oleh Papa. "Agar kau tak takut menempuh halangan" katanya. Beliau menekankan bahwa hidup ini pada dasarnya adalah seberapa berani kita menghadapi tantangan dan halangan yang ada. Semakin takut menghadapi tantangan dan halangan, semakin jauh mimpi yang dicita-citakan akan terkejar. Dari beliau juga saya belajar daya juang, "sesuatu yang didapatkan dengan mudah, mudah pula perginya, Han" Kata beliau. Ketika saya pertama kali berkursi roda, Papa jungkir balik berpikir bagaimana saya bisa kembali ke kehidupan normal. "Bagaimana kamu bisa menikmati hidup kalau kau tak berani keluar rumah dan hadapi kesusahan hidupmu" kata Papa. Kalimat ini melecut saya untuk kemudian mencari taksi dan mulai kembali ke sekolah.

Hari pertama saya tidak bisa berjalan. Circa pertengahan tahun 1987. Mata Papa beradu dengan mata saya. Ada percakapan tak terucap saat itu…seakan kami berkata bersama-sama "it's not going to be an easy life". Saya melihat banyak muara air mata di mata Papa…dan di mata itu berkelebat semua mimpi dan cita-cita beliau untuk saya. Mimpi agar anaknya bisa bersekolah lebih tinggi dari dia. Mimpi agar kehidupan saya lebih baik dari dia.

Tahun 2010. Saya membacakan pidato kelulusan di Sidang Doktor Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Beberapa Minggu sebelum pidato tersebut, saya juga ditunjuk untuk jadi CEO GE Indonesia. Saat Pidato tersebut, mata Papa kembali beradu dengan mata saya. Kembali berbagai bayangan perjuangan hidup kami, baik masing-masing maupun bersama-sama, bekelebat di mata kami. Saat itu rasanya kami berdua berucap berbarengan dalam kalimat yang tak dilafalkan….."we did it!"

Mimpi yang baik itu menular. Mimpi Papa saya yang saya mengerti dan pahami dengan baik menjadi energi untuk saya berjuang. Tidak! Saya tak terbebani. Karena Papa tak pernah menyuruh saya menjadi ini atau itu. Saya tertular untuk berjuang. Saya dengan senang hati ingin mewujudkan apa yang Papa yakin saya bisa wujudkan. Saya mendapatkan Self Fulfilling Prophecy. Saya terkena Pygmalion Effect.

Ajaran Papa saya keras, langsung. "Selama bukan barang yang kau dapatkan dari usahamu, tak boleh diperlakukan seenak kau" Kata beliau. Jadilah, sepatu disemir dan dicuci sendiri, barang yang dibelikan harus dirawat sedemikian rupa. Kalau mau naik mobil, harus bisa dan mau cuci mobil. Nah, saat saya mahasiswa, saya bekerja ini itu sekedarnya dan suatu hari bisa membeli tape recorder. Di depan beliau, saya jatuhkan tape recorder tersebut dengan sengaja. Papa ketawa. “Nah, itu barang kau…terserah mau diapakan.” Katanya.

Dalam studi leadership, ajaran Papa adalah accountability. Leaders accountable dengan role nya. No excuse, No blaming others. Leaders lead dengan energi, dengan optimisme, dengan passion untuk membantu orang lain maju. Bukan dengan menyalahkan orang lain. Leaders itu accessible, tak ngumpet ketika diperlukan kehadirannya, tak mencari orang lain untuk bicara tanggung jawabnya. Leaders itu tak pernah takut untuk belajar, walaupun dari kegagalan dan kesusahan.

Di usia senjanya, Papa terbaring sakit. Tak bisa berjalan lagi. Tapi tetap tak mau telat untuk menolong orang lain...sebisanya. "Hidup kau akan berarti, kalau kau bisa berguna bagi orang lain" katanya berulang kali. Hari Kamis 14 Juli lalu, beliau wafat. Butuh 4 tahun sakit-pakai oksigen-tak mampu berjalan dan terus melemah serta 13 hari di ICU untuk membuat Papa benar-benar pergi. Sampai di hari terakhir usianya, tak berhenti beliau berusaha “berbagi” dengan orang lain, walaupun dengan kata-kata yang tak lagi bisa terdengar karena terhambat oleh selang ventilator.

Tak banyak harta yang beliau tinggalkan. Satu rumah sederhana di Kompleks PWI Cipinang Muara, dan sedikit tabungan. Tapi mudah-mudahan beliau meninggalkan pelajaran pada banyak orang. Mudah-mudahan beliau berguna bagi banyak orang. Yang pasti, bersama Ibu saya, beliau adalah Guru saya pertama, dan sangat berarti buat saya.

Papa saya orang yang keras. Keras hati, keras kemauan, keras suaranya. Di kuburnya, Jumat lalu, saya berjanji. I will continue as best as I could, untuk bisa berguna bagi orang lain. Selamat jalan, Pa!


Tebet, 17 July 2016

Saturday, April 16, 2016

Tahan Banting

  1. Hari ini, saya bersyukur punya waktu berefleksi dalam perjalanan lembang-jakarta, setelah jadi saksi perkawinan seorang teman #tahanbanting
  2. Dalam beberapa minggu terakhir ini, dua orang teman kantor saya menikah...dan menariknya kedua-duanya baru saja dipromosi. #tahanbanting
  3. Kedua teman ini, masih sangat muda saat mengawali karir di kantor saya. Kebetulan saya terlibat dalam proses merekrut mereka. #tahanbanting
  4. Saya ingat, saat merekrut mereka banyak yg tidak setuju. Usia masih muda, lulusan S1 lokal, tapi diberi pekerjaan manager. #tahanbanting
  5. Argumen saya waktu itu cuma satu : those young guys have a fire on their eyes to grow and they are not afraid to fail. #tahanbanting
  6. Bekerja itu perlu punya passion untuk grow, untuk compete, untuk learn, dan nggak takut akan gagal. #tahanbanting
  7. Dari sejak hari pertama kerja, setelan saya ke mereka "kenceng"...You learn and find your own way to grow. #tahanbanting
  8. Selalu saya ingatkan, "jangan berharap career growth itu akan diberikan orang". Tugas saya adlh nemenin kalian cari jalan #tahanbanting
  9. Lalu anak2x muda itu memulai perjalanan karirnya. Ekspektasi thdp mereka tinggi, tapi nggak ada yg manjain mrk satu pun. #tahanbanting
  10. You need to get high expectation from your team/boss/peers to make the Self Fulfilling Prophecy grows in you. #tahanbanting
  11. Proses dikasih high expectation, kerja keras, bikin salah, belajar lagi, adlh "seleksi alam" di tmpt kerja utk jadi leader #tahanbanting
  12. Banyak top talent yg pintar dan ber-IP tinggi serta lulusan sekolah bagus yg ga lewat "seleksi alam" ini hanya krn mrk ga #tahanbanting
  13. Niat memulai karir menurut saya harus dilandasi keinginan untuk belajar yg kuat...bukan untuk cari jabatan. #tahanbanting
  14. Kedua anak muda yg saya ceritain tadi, bolak balik kena marah & gagal...tapi mereka ga malu untuk salah & ga baper! #tahanbanting
  15. Biasanya di awal2x top talent sih pada mau belajar semua...nah, tahapan berikutnya adalah endurance...daya tahan. #tahanbanting
  16. Can you endure your passion to learn and to grow after all the bad times? that's the ticket to move to the next ladder. #tahanbanting
  17. Ketika bbrp teman2x mrk "patah" dan pergi demi tawaran yg "keliatannya" lbh bagus, mereka ngotot to stay & to prove. #tahanbanting
  18. Tentunya saya mendukung karir team saya, kalau ada tawaran yg lbh bagus dr luar. Walaupun itu artinya sy kehilangan mrk #tahanbanting
  19. Karena saya yakin banyak jalan untuk orang bisa membangun karir, and you cannot satisfy everybody. #tahanbanting
  20. Problemnya adalah, ketika sudah bete dan baper, banyak tawaran dari luar tersebut tidak dianalisis dulu dgn baik. #tahanbanting
  21. Pokoknya asal gajinya lebih besar dan jabatannya kelihatan mentereng, ya sudah lah...yg penting ga lagi di tempat lama. #tahanbanting
  22. In many cases, hukum "seleksi alam" dalam bekerja dan membangun karir tersebut akan selalu terjadi di mana pun juga. #tahanbanting
  23. Pindah ke perusahaan yg belum punya sejarah pengembangan talent yg bagus malah seringkali bikin kuburan baru. #tahanbanting
  24. Balik lagi ke kedua anak muda tadi...ketika akhirnya mereka mendapatkan promosi pekerjaan, baru ketahuan apa gunanya #tahanbanting itu
  25. Oleh karena itulah leaders tidak bisa "born" saja...mereka harus lewat proses #tahanbanting untuk naik kelas jadi better leader
  26. Salah satu dari anak muda tersebut bahkan memulai karirnya sebagai "contractor"..bukan pegawai tetap. #tahanbanting
  27. Tapi anak itu nggak pernah punya kata "nggak bisa" apalagi "nggak mau" ketika tugas diberikan padanya. #tahanbanting
  28. Yang selalu dia katakan adalah "I will try my best, i will give you update regularly and please give me input to improve". #tahanbanting
  29. Yang satu lagi beneran masih muda banget...makanya bikin salahnya juga banyak :). Tapi ya itu, selalu usaha untuk improve. #tahanbanting
  30. Hal yg sama dari keduanya, mereka ga nolak untuk menolong dan ga takut utk berbeda pendapat dgn saya dan leader lainnya. #tahanbanting
  31. Now they are working on new challenges, as a bigger leader in the compay and also a leader in their new family. #tahanbanting
  32. Memikirkan mereka di jalan tadi membuat sy terpikir ttg anak muda Indonesia. Seberapa #tahanbanting kah kalian dalam growing yourlself?
  33. Kita sudah teruji #tahanbanting ketika menghadapi masa susah. Kalimat "masih untuung bisa begini" adalah kesaktian org Indonesia.
  34. Nah skrg urusan #tahanbanting diubah..nggak cuma dlm hadapi krisis, tapi juga untuk grow...ini yg bisa bikin kita naik kelas sbg bangsa
  35. Bangsa ini butuh pahlawan untuk "grow", untuk naik kelas. Nggak cuma pahlawan untuk bertahan saja. Zaman sdh berubah. #tahanbanting
  36. So...saya berdoa agar2 anak2x muda teman saya tadi will fight well in their new battle...and fly higher. #tahanbanting
  37. ...dan saya juga berdoa, agar bangsa ini diberi banyak anak2x muda yg #tahanbanting saat membangun karir mereka, di dunia yg global ini
  38. Abeess...(mari nyanyiin lullaby lagi buat si kembar yg tetiba bangun dari tidur mereka :) )
  39. Semoga bermanfaat!#tahanbanting



Monday, January 4, 2016

Refleksi Tahun 2015

  1. Halo! sudah lama sekali saya tidak sharing...yup, my rhythm changed dgn adanya si kembar. Malam ini mau share ttg tahun 2015
  2. Tentunya ttg pembelajaran saya sepanjang tahun 2015, yg saya dapatkan dari kesalahan dan pengalaman. Fokus seputar manajemen.
  3. Pertama saya akan mulai dengan perlunya memiliki keyakinan terhadap ide baik yang ingin diwujudkan.  
  4. Banyak orang yang punya ide baik, tapi nggak yakin apa bisa diwujudkan...well, kalau nggak dicoba kapan tahunya?  
  5. Tahun lalu saya & teman2x mencoba pendekatan bisnis yg baru,di luar pakem yg selama ini ada. Buset, tantangannya banyak bener.  
  6. Untuk bisa meyakinkan orang terhadap ide baru kita, kita harus yakin dulu sepenuhnya bahwa ide tersebut adalah pilihan terbaik.  
  7. Kaji semua resiko, kalkulasi berbagai scenario...dan siap menerima input org lain....Then we are ready to fight for that idea.  
  8. Ketika memperjuangkan ide baru, kita harus punya stamina...resilience. Jangan begitu di challenge langsung pundung.  
  9. Belajar dari kesalahan, antara keyakinan dan arogansi, "selaputnya" tipis banget...sering krn terlalu yakin, kita jadi arogan.  
  10. Arogan tuh jadi nggak mau dengerin orang lain...waktu itu sih takut waktunya ga cukup kalau semua input didengerin.  
  11. Masalah time management kan masalah teknis...kalau bisa dicariin metoda komunikasinya sih, slalu ada lah waktu buat listening.  
  12. Tahun lalu tuh saya bikin strategi "playing offense"...saking sibuknya menyerang, lupa minta input dan feedback.  
  13. Sebagai leader, kalau nggak ada input atau feedback yg dateng dari team kita, that's mean something wrong is happened.  
  14. Karena, seperti yg sudah dibahas dulu, "silent" followers means bad influence...nggak bikin organisasi maju  
  15. Followers jadi "silent" bisa krn mereka takut (artinya ada masalah komunikasi) or expertise mereka di bidangnya nggak updated.  
  16. Untuk itu, perlu terus menerus dibangun kultur yg saling memberi input dan feedback..leaders yg take a lead di sini.  
  17. Leaders harus selalu punya waktu untuk meminta feedback, input dan different opinion dari followersnya. Agar dia "balanced" .  
  18. Pembelajaran lain adlh soal fokus. Man, ini zamannya "to do less is more"..Fokus dan selesai, daripada banyak tp berantakan.  
  19. Saya org yang ingin do a lot, tapi skrg era "uncertainty" , dan perubahan terjadi sangat cepat, what we need is execution.  
  20. Ambil one or two big things, focus untuk hal tsb, and selesaikan....Begitu gagal, cepat move on...tap tap tap...quick!.  
  21. Lalu untuk bisnis, dalam hubungannya dengan "knowing your customer"....pertanyaan penting adlh "Are we 'inside' the customer?"
  22. We need to know deeper ttg customer...hal yang hanya dpt dicapai kalau kita terus memperbarui our knowledge about them.  
  23. Pertanyaan "are we inside" itu penting banget...untuk dapat mengerti customer, kita harus mengerti cara mereka berpikir.  
  24. Kalau berpegang pada konsep "I have been in the business for many years, then I understand everything", maka siap2x aja gagal  
  25. Then I learned about the power of doing reflection..kita dikasih waktu dan kemampuan utk belajar dari diri sendiri sebenernya  
  26. Karena terlalu ingin menyelesaikan tugas/target, kita lupa proses belajar..mikirnya akan belajar nanti kalau dikasih training.  
  27. Padahal diri sendiri adalah sumber pembelajaran yg keren...itu kalau kita mau membongkar diri dan ga malu ngakuin kesalahan.  
  28. Mungkin pelajarannya itu-itu saja...tapi tiap tahun pasti ada hal yang baru...kalau belum dapet, minta feedback dari teman.  
  29. Kita bisa jadi "a better person" ketika mau mentertawakan diri sendiri...proses memperbaikinya, itu hal yg lain lagi.  
  30. Terakhir, temukan cara untuk mencari inspirasimu....harus dicari...ga dateng lewat wangsit...ada proses berpikir di situ.  
  31. Inspirasi ga cuma dateng dari orang "besar", atau tokoh...(yg harus diketemuin dulu trus foto :) ).  
  32. Buat saya, inspirasi adalah bangkitnya kesadaran, dan munculnya ide... 
  33. Agar dapet inspirasinya, perlu ada usaha...diskusi sama org lain, baca buku, nonton film, dengerin ceramah...anything.
  34. Hal yg membuat saya suka nonton film adalah karena di film2x bagus itu, banyak banget inspirasi yg muncul.
  35. Juga saya suka ngobrol sama org di mana aja, krn bisa dapet inspirasi dari obrolan atau kenalan baru itu...  
  36. Well, gitu deh...sharing dari pengalaman dan kesalahan saya tahun 2015 lalu itu...mudah2x an ada gunanya.
  37. My message tahun 2016 ini adalah itu tadi.."temukan inspirasimu!" (mudah2xan ga ada klan kayak gini ya. :)). Nite2x teman2x.