Banyak perusahaan yang melakukan transformasi, hanya terfokus pada perubahaan sesaat...padahal change adalah proses continue.
Managemen change, pada akhirnya adalah membuat kultur adaptif, menyiapkan people untuk selalu learning dan ready to make change.
Manajemen banyak belajar dari ilmu lainnya...dari biologi, ada evolutionary theory: perusahaan itu berevolusi, yang mampu beradaptasi adalah yang survive.
Dari fisika, manajemen belajar tentang chaos theory...perusahaan yang selalu berada di "edge" of chaos akan lebih adaptif.
Sekarang ada mulai pembicaraan bahwa manajemen juga perlu "big bang", merujuk pada ilmu astronomi...perlu ledakan revolusi untuk change.
Ketika mulai masuk ranah interaksi orang dalam perusahaan, maka cabang psikologi, sosiologi, dan biologi mikro juga mempengaruhi manajemen.
Begitu dinamiknya ilmu manajemen ini, sehingga sangat colorful ketika kita mempelajarinya dan melihat interaksinya dengan ilmu lain.
Yang juga asik adalah, manajemen juga berinteraksi dan diperlukan oleh cabang ilmu lainnya.
Tuhan adalah ahli manajemen terhebat, semua ciptaannya tertata dan terkelola dengan baik...manajemen bisa dipelajari lewat alam juga..
Hebat luar biasa Tuhan, yang telah menciptakan manusia dengan kapasitas untuk selalu belajar menemukan hal baru untuk mengelola berbagai hal.
Sering terlupa, bahwa yang membuat manusia jadi ahli, pintar, bisa, bukanlah kaerna kita sendiri...tapi karena memang Tuhan menciptakan kita untuk itu..
Tata kelola alam, mengajarkan secara langsung tentang manajemen...teori manajemen, pada akhirnya akan bisa ditemui di tata kelola alam ini.
I learn about followership, yang telah dipertunjukkan secara gamblang pada formasi segitiga terbang angsa (the flock of geese).
I learn about competitiveness, yang ternyata ditunjukkan oleh survivalibilitas burung merak. Lahirlah "The handicapped theory".
I learned about production management, ternyata proses "produksi" lumut, yang hidup dalam berbagai tekanan alam tapi survive, telah mencontohkannya.
I like Agency Theory, tentang me-manage hubungan "agent" dan "principal". Cara hidup kawanan Singa ternyata telah menerapkannya dengan baik
Like marketing subject? Coba pelajari bagaimana Frigate Birds di Galapagos memarketkan diri mereka di musim kawin..
Tentu sudah bukan barang baru untuk mempelajari teamwork dan resilience capability semut dalam menjalankan tugasnya.
Balik lagi ke change management, again..ini adalah proses kontinyu..bukan "project change' yang ada start and stop nya.
Change agent sebaiknya tidak didefinisikan sebagai orang-orang yang akan melakukan change dalam satu proyek transformasi saja.
Semua orang di dalam perusahaan sebaiknya dijadikan change agent...dibuat kulturnya agar mereka selalu ready terhadap change.
Kata Chaos Theory, seyogyanya, perusahaan jangan membiarkan diri berada dalam comfort zone...selalulah menepi ke "edge of chaos"
Game nya ada pada jangan terlalu ke tepi juga, (ntar kecemplung masuk chaos, berabe), tapi tak juga terlalu jauh di tengah shg comfort terus.
"tapi berarti itu perusahaan harus dlm krisis terus dong?". Spiritnya iya..kultur adaptifnya iya. Agar tak henti belajar dan kreatif.
Andy Groove pernah bilang: "Hard time will give you the capability of Think the Unthinkable"...bener itu..asal punya daya tahan.
Ini uniknya..di satu sisi, bangun mentalitas "doing business in hard time" agar "think the unthinkable", di sisi lain jangan sampe jadi frustrasi.
Buat saya, ini berujung pada Pygmalion effect. Bikin ekspektasi yang tinggi, sehingga challenge nya selalu tinggi, dan self confidence juga tinggi.
Makanya beberapa perusahaan maju tak henti meningkatkan mimpi mereka. Garuda dengan Quantum Leap misalnya. GE punya kultur "stretch target".
Think the Unthinkable ini punya beberapa prasyarat tentunya: mentalitas tahan gempur, kultur nanya "why not" dan "what if", dan experimenting.
Tentu harus juga punya leader yang tangguh dong, untuk bisa memimpin orang-orang nya dalam krisis (baik yang di"ciptakan" atau yang emang beneran lagi datang").
Nah, untuk leader in crisis ini, saya suka pendekatan "mentally ill" leaders lead better in crisis. Ada kegilaan positif di sini.
Kata si empunya teori (Nasser Ghaemi), "mentally ill" leaders itu punya 4 kemampuan yang tak biasa: creative, emphaty, resilience dan realistic.
Haha..kok jadi kultwit ya? tanpa hashtag ..soalnya tadinya ini cuma mau random tweeting..lagi ada pikiran aja..
Follow @HandryGE
Click Here! Another Tweets: Cara Pikir
Click Here! Another Tweets: Mistakes and Failures
No comments:
Post a Comment